Selasa, 05 Februari 2013

MENGENAL POTENSI DIRI

Banyak orang sering kali gagal dalam kehidupan. Usaha kurang berkembang, karir mandek, keluarga kurang harmonis, peruntungan tidak datang-datang, kesehatan selalu memburuk, pendidikan kurang sesuai, dsb, merupakan keluhan umum yang biasa kita dengar. Penyebab utamanya tidak lain adalah kita belum bisa melihat potensi yang ada pada diri kita sendiri.
Sebenarnya, potensi diri dalam arti seluas-luasnya, yakni menyangkut peruntungan, jodoh, kesehatan, karir, dsb, sudah terpateri dalam diri kita sejak kita lahir ke dunia. Ada berbagai cara untuk melihat potensi diri seseorang yang sudah berkembang sejak lama dan secara empiris telah terbukti keakuratannya.

Pertama
Berdasarkan data kelahiran, berupa tanggal, bulan, dan tahun kelahiran seseorang. Analisis akan bertambah lengkap jika diketahui juga jam kelahiran dan di mana dia dilahirkan. Metode untuk menganalisis hal ini adalah Bazi, Astrologi, dan Numerologi.
Bazi adalah pengetahuan dari Tiongkok, Astrologi berasal dari Barat, dan Numerologi, mungkin berasal dari Babylonia (sekarang Irak) dan Mesir, yang dikembangkan pula di Tiongkok dan Yunani.

Kedua
Bila seseorang tidak mengetahui data kelahirannya, bukan berarti potensi dirinya tidak bisa dilihat. Salah satu caranya adalah mengamati tangannya, yang mencakup garis, bentuk, jari, sidik jari, dan kuku. Metode ini populer disebut Palmistri.
Palmistri dipercaya karena selalu dihubungkan dengan otak. Umpamanya saja garis tangan. Bentuk garis tangan, ukuran garis tangan, dan kejelasan garis tangan muncul karena “perintah” otak. Otak sendiri mendapat “perintah” dari diri kita. Kalau kita rajin, pandai, dan ulet, maka garis tangan akan memiliki gambaran yang bagus. Begitu pula sebaliknya. Garis tangan selalu berubah seiring perbuatan kita. Perlu diperhatikan, bukan garis tangan yang akan mengubah perbuatan kita, melainkan perbuatan kita yang akan mengubah garis tangan. Semakin baik perbuatan kita, maka semakin positif hal-hal yang bisa dibaca dari garis tangan.
Memang, banyak iklan yang mengatakan adanya suhu atau master yang mampu mengubah garis tangan sehingga rezeki akan lancar. Biayanya pun aduhai, mencapai jutaan rupiah. Sebaiknya jangan terprovokasi dengan iklan demikian. Biarpun garis tangan sudah diubah menjadi “bagus”, sementara kita sendiri bermalas-malasan, apakah bisa maju?

Ketiga
Cara selanjutnya adalah mengamati wajah (muka). Ada lima bagian yang biasanya paling dicermati, yakni alis, mata, hidung, mulut, dan telinga. Meskipun demikian, bagian-bagian lain tetap dianalisis, seperti kepala, rambut, dahi, garis dahi, pipi, rahang, dagu, jen-chung atau filtrum (lekukan di antara hidung dan mulut), dan fa-ling (kerutan memanjang dari hidung melewati sudut mulut).
Praktek pembacaan wajah muncul pertama kali pada abad ke-6 SM. Dibandingkan di Barat dan India, seni pembacaan wajah dari Tiongkok lebih rumit. Seorang pakar harus terlebih dulu mengklasifikasikan bentuk wajah dengan menilai warna, ukuran, dan kecacadan tertentu pada areal wajah.

Keempat
Cara lain adalah mengamati bentuk tubuh, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Misalnya leher, tengkuk, punggung, pinggang, buah dada, pusar, rambut kelamin, alat kelamin, bokong, paha, kaki, dan jari kaki.
Seperti halnya di dunia medis, tidak ada istilah pornografi bila kita melihat bagian-bagian tertentu seseorang. Justru dari bagian-bagian itulah lebih banyak tersimpan cerita tentang keberuntungan, kesehatan, dsb. Di dunia Barat, sejak lama sudah berkembang istilah omphallomancy (ramalan lewat pusar), mammomancy atau mastomancy (ramalan lewat buah dada), vaginomancy (ramalan lewat alat kelamin wanita), dan phallomancy (ramalan lewat alat kelamin pria).
Pengetahuan yang berkenaan dengan pembacaan wajah dan pembacaan tubuh disebut Fisiognomi, gabungan dari fisiologi dan anatomi.

Kelima
Berbagai tanda lahir, seperti tahi lalat, juga banyak menginformasikan potensi diri seseorang. Pengetahuan yang mempelajari hal ini disebut Moleoscopy atau Moleosophy. Letak, bentuk, dan warna tahi lalat dipandang memiliki arti masing-masing, karena hal ini juga merupakan tanda-tanda takdir manusia.

Keenam
Tulisan dan tanda tangan juga dianggap mampu merefleksikan potensi diri seseorang. Tulisan tangan yang sering disebut tulisan otak (brain writing), sudah dipelajari sejak berabad-abad lampau. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut Grafologi.
Tulisan tangan bersifat unik karena tidak ada dua tulisan tangan yang sama persis. Kalau mirip, memang ada. Karena itu meskipun bersaudara kembar identik, watak dan sifat masing-masing individu selalu berbeda.

Ketujuh
Meskipun tergolong agak sulit, membaca batok kepala sering dilakukan orang. Ilmunya disebut Frenologi, dikembangkan oleh Dr. Franz Joseph Gall pada 1796 di Wina.
Para ahli frenologi kemudian mengklasifikasikan kepala menjadi tujuh planet dan 42 wilayah. Masing-masing planet dan wilayah mewakili setiap kepribadian manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar